Dialog Bersama UAS dan Rocky Gerung Bahas Krisis Lingkungan di Riau
Kampar - Maraknya kasus perambahan hutan di Riau akhir-akhir ini mulai menimbulkan kekhawatiran. Hutan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Pelalawan, hingga hutan lindung Bukit Tiga Puluh di Indragiri Hulu habis dibabat oknum yang tak bertanggung jawab.
Kasus terbesar yang lagi menjadi sorotan publik saat ini adalah pembabatan masif yang terjadi di kawasan hutan lindung TNTN. dari 81 ribu hektare lebih luas hutan, 50 ribu hektare telah ditambahkan menjadi kebun sawit, 600 hektare menjadi pemukiman warga. Sisanya tak sampai 20 ribu hektare yang masih hutan belantata.
Melihat kondisi ini, sejumlah tokoh dan aktifis lingkungan menggelar dialog lingkungan hidup bersama Rocky Gerung dan Ustad Abdul Somad (UAS). Dialog ini digelar di pinggir Sungai Subayang, Desa Tanjung Belit, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kamis (19/6/2025) pagi.
Fokus pembahasan dialog ini terkait maraknya pembabatan hutan yang akhir-akhir ini telah menimbulkan kerusakan lingkungan hidup secara masif.
"Bumi tidak akan sanggup melawan kerakusan manusia. Alam semesta bukan saja dihidupkan oleh human being tetapi disitu ada makhluk hidup lain," kata Rocky Gerung.
Dia mengatakan, dialog ini bertujuan untuk mengubah cara berfikir dari penghuni alam menjadi masyarakat yang berpartisipasi pada kelestarian lingkungan dan alam.
"Mereka yang membaca alam semesta harus membaca tanda-tanda di belakangnya yang diberikan oleh Allah SWT. Sebagian dari kerusakan itu kami tunjukkan kepada kalian untuk belajar. Di Indonesia kita sedang menghadapi krisis multi dimensi. Sejak Kapolda Riau dijabat Irjen Hery Heryawan, ada kurikulum penghijauan dan upaya untuk melestarikan alam dan merawat bumi," terang Rocky.
Pada kesempatan yang sama Ustad Abdul Somad bercerita, menurut hadist nabi Muhammad SAW, pohon-pohon dapat berbicara. Itu juga terdapat dalam Al-Quran.
"Sesama makhluk yang memiliki tuhan, maka tidak akan saling menyakiti dan memusnahkan. Pohon-pohon di hutan ditanam oleh Allah melalui burung-burung. Maka sesama makhluk hiduknkita harus bersikap Badil dan saling menjaga," kata UAS.
Beda pohon yang ditanam oleh tuhan dengan yang ditanam manusia adalah fungsinya. Manusia menanam pohon dengan cara menumbangkan pohon-pohon yang ditanam oleh tuhan.
"Pembalakan liar menghancurkan hutan Tesso Nilo, Bukit Tiga Puluh, hancur semua. Muncul pemimpin yang peduli lingkungan yang peduli akan lingkungan untuk mengembalikan fungsi hutan," jelas UAS.
Kedua tokoh ini berharap agar kasus perambahan hutan dan pembalakan liar dapat diatasi dengan segera melakukan penghijauan kembali terhadap hutan-hutan yang sudah gundul.
Dialog ini dihadiri langsung oleh Gubernur Riau, Abdul Wahid, Wakapolda Riau, Brigjen Jossy Kusumo, Bupati Kampar Ahmad Yuzar, Bupati Siak Afni Zulkifli dan tokoh-tokoh lingkungan hidup lainnya. (***)







Komentar Via Facebook :