Dugaan Pemufakatan Jahat Pembelian Alkes Dumai, Apa Benar drg Ridhonaldi Dicekal? "Infonya Baru Pramono Akan Dipanggil Kejati Riau"

Dugaan Pemufakatan Jahat Pembelian Alkes Dumai, Apa Benar drg Ridhonaldi Dicekal? "Infonya Baru Pramono Akan Dipanggil Kejati Riau"

Pekanbaru - Salah seorang warga Dumai di lingkaran Walikota Dumai mememinta info kepada rekanya kebenaran Direktur RSUD Dumai yang dilaporkan LSM dugaan manipulasi anggaran pembelian alat kesehatan dengan fee sebesar Rp. 7 miliar dari nilai proyek Rp. 14 Miliar dicekal ke luar negeri. (atau kasus lain?).

Ada juga yang menyebut pencekalan itu rumor, “mungkin menguji nyali Kejati Riau untuk mengusut kasus laporan LSM Mitra Ria kali,” kata warga Dumai itu.

Orang dekat Ridho dikonfirmasi mengaku belum tahu, namun katanya “kalau melihat keberadaan drg Ridhonaldi saat ini memang susah dilacak, pasalnya banyak yang mencari beliau ke RSUD Dumai selalu tidak pernah ditemukan,” katanya.  

Dugaan permulaan permufakatan jahat pengadaan alkes RSUD Dumai dengan Bos PT. Hematech Nusantara bernama Hanif Ahdi Fiddini, sebelumnya terciduk oleh beberapa rekan Hanif salah satunya bernama Pramono.

Pramono sendiri disebutkan sebagai mediator pengamanan uang hasil bagi - bagi fee pembelian alkes RSUD Dumai (dugaan pemufakatan jahat anggaran pengadaan alat kesehatan).

“Pramono itu membawa nama Menteri Dalam Negeri (mendagri) Tito Karnavian untuk meyakinkan Hanif yang sedang dikejar Ridho karena memberikan fee proyek diduga dengan cek kosong senilai 7 miliar,” kata Ketua DPW LSM Monitoring Independen Transparansi Anggaran (Mitra) Prov Riau, Martinus Zebua, SH, Sabtu (23/8/25).

Kata Martin “langkah - langkah yang ditempuh Pramono adalah membujuk yaitu dengan minta bantu melalui Mendagri Tito Karnavian atau orang - orang Tito di Mendagri dan melalui partai  pendukung Faisal walikota Dumai untuk menonjobkan Ridho,” demikian yang dilaporkan kepada Martin oleh Amma yang merupakan teman Bos PT. Hematech Nusantara bernama Hanif Ahdi Fiddini.

Dikonfirmasi terkait dugaan bagi - bagi uang manipulasi proyek pengadaan alat bedah (alkes) dengan fee sampai Rp. 7 miliar untuk Direktur RSUD Dumai, drg Ridhonaldi, tak menjawab bahkan selalu berganti - ganti nomor telepon.

Sementara Pramono sebagai cukong mediator menyelesaikan kasus kongkalingkong fee proyek alkes diduga ada permainan? itu tak berani menjawab?.

Walikota Dumai Paisal sendiri dikonfirmasi malah memblokir Hp redaksi, bahkan anehnya lagi Bos PT. Hematech Nusantara bernama Hanif Ahdi Fiddini dikonfirmasi juga memblokir dua nomor telepon pesan WhatsApp redaksi.

Salah satu kabid di RSUD Dumai dr Hafidz dikonfirmasi menjawab klarifikasi, “waduh, gak tahu juga saya Pak. Belum pernah dapat informasi dan belum pernah diceritakan juga Pak,” katanya singkat pada Sabtu (23/8/25).**


Komentar Via Facebook :