Suku Minoritas Bengkalis Ingin Kesetaraan, Bathin Sobanga; Kami Minta Agrinas Memberikan Kepercayaan untuk Pengelolaan Sawit Sitaan Satgas PKH Kepada Anak Cucu Cicit Sakai

Bengkalis - Salah satu misi PT. Agro Industri Nasional (Agrinas) dalam pengelolaan sawit sitaan Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) adalah melakukan penyelamatan aset negara berupa kebun sawit yang disita dalam kawasan hutan.
Selain itu selaku institusi dalam mendukung program pemerintah Indonesia untuk membantu keluarga miskin, Agrinas juga ditunjuk untuk mencari mitra dalam mengelola sawit sitaan Satgas PKH tersebut.
“Salah satu kewenangan Agrinas adalah mencari mistar dan kolaborasi yang mana Agrimas juga berperan sebagai kolaborator, aggregator, dan akselerator strategis dalam menjalin kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan,” kata kepala perwakilan anak cucu cicit suku sakai Bathin Sobanga, Reno, Selasa (12/8/25).
Karena tugasnya termasuk melakukan pengembangan ekonomi dan menggerakkan ekonomi kerakyatan dan berkontribusi pada peningkatan kualitas manusia Indonesia, kata Reno, “sudah selayaknya Suku Sakai diberikan kepercayaan untuk mengelola sawit sitaan Satgas PKH dan bagi hasil sesuai aturan”.
“Kami anak cucu cicit Sakai di Kabupaten Bengkalis hanya melihat pengusaha kaya diberikan kepercayaan, sementara kami juga mampu mengelola lahan sawit sitaan Satgas PKH tersebut,” kata Reno, selaku Batin Sobanga yang dipercaya masyarakat anak keponakan cucu cicit Sakai untuk mengelola hasil sitaan Satgas PKH tersebut.
Apalagi karena belum diberikan kesempatan saat ini, “kami masyarakat Sakai sudah diambang kepunahan. Itu karena apa?, “karena masyarakat Sakai yang hidup mengandalkan hutan namun hutan Sakai itu kini sudah tidak ada karena dibabat dan dijadikan kebun sawit”.
“Hutan anak cicit suku Sakai kini sudah habis dibabat oleh korporasi dan konglomerat untuk kebun sawit yang menguntungkan hanya untuk pribadi mereka, sementara kami hanya menjadi penonton,” katanya, berharap Agrinas mengajak Suku sakai mengelola lahan sawit sitaan di Kabupaten Bengkalis.
Apalagi tragisnya sejak hutan tempat mencari kehidupan Suku Sakai sudah tidak tersisa lagi, maka banyak dari anak cucu dan cicit Suku Sakai harus bekerja apa adanya demi mempertahankan keturunan Suku Sakai.
“Jangankan memiliki kebun sawit, bekerja saja anak ponakan kami tidak dapat peluang.
Untuk itu kami berharap dilibatkan dalam pengelolaan lahan sawit sitaan Satgas PKH. Kami siap memenuhi syaratnya dan sesuai aturan dari yang ada,” sambung Reno.
“Pak Prabowo dan jajarannya (Satgas PKH dan Agrinas) tolong beri kami peluang dalam pengelolaan lahan sawit sitaan satgas PKH tersebut di Bengkalis, agar kami juga dapat merasakan program pemerintah dalam pengelolaan sawit sitaan pemerintah tersebut. Kami siap berkolaborasi dan siap untuk mengikuti semua syarat yang ditentukan Agrinas sesuai aturan,” pinta Reno.
Apabila kami Suku Sakai kata Reno, menemukan ada orang lain yang mengelola Sawit sitaan Satgas PKH di Bengkalis tersebut terindikasi hanya mencari untung bagi hasil.
“Kami sangat sangat kecewa sebab kami masih ada di Bengkalis walau hanya minoritas. Tapi kami juga punya niat baik untuk kaum kami dan daerah dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat kami (Suku Sakai),” katanya.
Pungkasnya, “kami berharap Agrinas dapat melihat sumber daya kami sebagai suku minoritas di Riau untuk mengelola sawit sitaan tersebut, apalagi kami dari nenek moyang sudah ada berada di Kabupaten Bengkalis”.**
Komentar Via Facebook :