Membuka Mafia Pengadaan Alkes
Ricuh Uang Bagi Hasil Dari Manipulasi Pengadaan Alkes RSUD Dumai - Meyakinkan Direktur PT. Hematech Nusantara Pramono Seret Nama Tito
Pekanbaru - Untuk meyakinkan Bos PT. Hematech Nusantara bernama Hanif Ahdi Fiddini, mediator bernama Pramono (sebagai mediator pengamanan uang hasil bagi - bagi fee pembelian alkes RSUD Dumai atau diduga pemufakatan jahat anggaran pengadaan alat kesehatan) tega membawa nama Menteri Dalam Negeri (mendagri) Tito Karnavian.
“Alibi Pramono untuk mendapatkan bagian uang hasil KKN dari Hanif (Direktur PT. Hematech Nusantara) dengan nilai 1 M, 1 mobil dan HP 1 Hp android adalah Misi pertama yang dijanjikan menonjobkan Direktur RSUD Dumai drg Ridhonaldi atau yang kerap dipanggil Ridho dan misi kedua mempidanakan Ridho,” demikian ungkap Ketua DPW LSM Monitoring Independen Transparansi Anggaran (Mitra) Prov Riau, Martinus Zebua, SH, Minggu (23/6/25).
Kata Martin “langkah - langkah yang ditempuh Pramono adalah membujuk yaitu dengan minta bantu melalui Mendagri Tito Karnavian atau orang - orang Tito di Mendagri dan melalui partai pendukung Faisal walikota Dumai untuk menonjobkan Ridho,” demikian yang dilaporkan kepada Martin oleh Amma yang merupakan teman Bos PT. Hematech Nusantara bernama Hanif Ahdi Fiddini.
Dilanjur Martin, “setelah dia dipecat (Ridho) dari direktur rumah sakit umum Dumai, baru kita pidanakan dan kita libatkan Mabes Polri untuk untuk melakukan INAFIS terhadap CCTV guna melacak wajah saat Ridho mengamuk di kantor PT. Hematech Nusantara di Jalan Durian,” kata Martin saat pembayaran perdana di Hotel Furaya Pekanbaru.
“Karena saya punya kenalan di Mabes polri dan kemudian karena ini hasil korupsi, juga nanti kita libatkan pihak Kejaksaan sebab saya ada orang - orang atau teman di Kejaksaan,” kata Martin menirukan ucapan Pramono di Hotel Furaya kepada Hanif di hadapan Ama (rekan Pramono) sebelumnya.
Ulas Martin, “dengan gaya yang meyakinkan itu dan menyebut banyak jaringan dimana - mana, maka Bos PT. Hematech Nusantara, Hanif Ahdi Fiddini yakin dan memakai jasa Pramono untuk menggertak Direktur Rumah sakit setelah uang manipulasi pembelian alkes RSUD Dumai ditilap sendiri”.
“Janji yang saya dengar dari tim Martin, uang pembagian untuk Direktur RSUD Dumai sebesar Rp. 7 miliar dari nilai proyek Rp. 14 Miliar dimakan sendiri oleh Hanif Ahdi Fiddini, sehingga membuat Ridho sebagai Direktur RSUD Dumai mengamuk dan mendatangi kantor PT. Hematech Nusantara. Uang tersebut diduga kuat adalah pemufakatan jahat dalam pengadaan alat bedah di RSUD Dumai,” kata Martin.
Dikonfirmasi terkait dugaan bagi - bagi uang manipulasi proyek pengadaan alat bedah (alkes) dengan fee sampai Rp. 7 miliar untuk Direktur RSUD Dumai, drg Ridhonaldi, tak menjawab.
Sementara Pramono sebagai cukong mediator menyelesaikan kasus kongkalingkong fee proyek alkes diduga fiktif itu tak berani menjawab?.
Walikota Dumai Paisal sendiri dikonfirmasi malah memblokir Hp redaksi, anehnya lagi Bos PT. Hematech Nusantara bernama Hanif Ahdi Fiddini dikonfirmasi juga memblokir dua pesan WhatsApp redaksi. **






Komentar Via Facebook :