Konservasi dan DAS Dibabat, Sawit PTPN IV Batu Langka Disegel Satgas PKH

Konservasi dan DAS Dibabat, Sawit PTPN IV Batu Langka Disegel Satgas PKH

Kampar - Usai Satuan Tugas (Satgas) Penertiban Kawasan Hutan (PKH) memasang plang di Desa Batu Gajah, Kec. Tapung, Kampar, PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Region III Batu Langka harus rela menerima nasib kebun sawit seluas lebih kurang 4000 hektar kepada negara.

Lokasi sawit yang masuk dalam lahan konservasi PT PSPI ini disegel Satgas PKH pada pada Jumat (9/5/25), dari beberapa pihak PTPN IV yang hadir tak banyak berkomentar.

Atas pemasangan plang ini menurut Ketua Mandala Foundation, Tommy Freddy Simanungkalit, SH. MH, komitmen negara dalam menegakkan hukum dan melindungi kawasan hutan dan melindungi Daerah Aliran Sungai (DAS) Tapung dari eksploitasi.

Tim yayasan Mandala Foundation dan Yayasan SAHARA membantu memasang palng pengumuan bersama Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH). Dalam plang tertulis lahan itu seluas 13491, 17 hektar, artinya lahan yang dikuasai masyarakat diambil alih oleh pemerintah.


“Plang pengumuman larangan penggunaan sawit di dalam kawasan yang diubah fungsi oleh PTPN IV Batu Langka menjadi lahan sawit di Desa Batu gajah, Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, Riau, sangatlah tepat sebab tak akan menyelamatkan alam dari penjarahan karyawan PTPN di Batu Gajah,” kata Tommy, Minggu (11/5/25).

Langkah ini menurut Ketua Mandala Foundation, itu “sudah tepat kalau tidak sejak lama pegiat lingkungan melakukan penghijauan dalam lahan konservasi PT PSPI ini selalu terhalang karyawan PTPN IV Batu Langka, karena diduga lahan ini sudah lama diperjual belikan”.

“Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2025 tentang Penertiban Kawasan Hutan, Satgas PKH bertindak cepat sebab kalau tidak maka penghijauan dalam lahan kritis ini akan selalu terhalang. Nah dengan dipasangnya plang pngumuman ini oleh Satgas PKH maka kami harap PTPN IV Batu Langka tidak lagi melakukan aktivitas dalam lahan yang sedang ditanam Mandala Foundation dengan tanaman kehutanan kembali,” kata Tommy.**


Komentar Via Facebook :