Refleksi May Day 2025, Rival Lino: Kolaborasi adalah Kunci untuk Produktivitas dan Kesejahteraan Nasional

Pekanbaru - Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day yang jatuh pada 1 Mei 2025 ini mengusung tema “May is Kolaborasi Day: Merajut Kebersamaan untuk Peningkatan Kesejahteraan Pekerja dan Produktivitas Nasional.”
Agenda ini menjadi tonggak penting dalam membangun relasi industrial yang konstruktif dan menempatkan kolaborasi sebagai fondasi utama dunia kerja ke depan.
Ir. Rival Lino, ST., MT., IPU., ASEAN Eng., selalu Dewan Pakar Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Riau dan praktisi ketenagakerjaan, menyampaikan pandangan strategisnya dalam momen ini. Menurutnya, May Day bukan sekadar seremonial tahunan, tetapi refleksi dan evaluasi atas kualitas hubungan industrial yang terjadi di negeri ini.
"Produktivitas nasional tidak akan pernah bisa dicapai tanpa pekerja yang sejahtera, terlindungi, dan merasa dihargai. Kolaborasi antarpihak—pemerintah, pengusaha, dan pekerja—harus menjadi jembatan bagi keadilan sosial dan efisiensi industri,” tegas Ir. Rival.
Dalam konteks dunia ketenagakerjaan modern, Rival menekankan bahwa kesejahteraan pekerja tidak bertolak belakang dengan produktivitas. Justru keduanya saling menopang. Pekerja yang sehat, aman, dan mendapatkan perlakuan yang adil akan memiliki semangat kerja tinggi dan berkontribusi secara optimal bagi pertumbuhan usaha.
“Upah layak, jaminan sosial, pelatihan berkelanjutan, dan perlindungan keselamatan kerja adalah prasyarat mutlak untuk menciptakan tenaga kerja yang produktif dan tangguh menghadapi tantangan zaman,” tambahnya.
Sebagai praktisi teknik dan ahli hubungan industrial, Ir. Rival juga menegaskan bahwa penerapan 'Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)' adalah kunci keberlanjutan operasional industri. Ia menyebut bahwa insiden kerja yang masih sering terjadi harus menjadi refleksi bersama bahwa budaya K3 belum sepenuhnya melembaga di dunia usaha.
“Di Riau, yang merupakan pusat industri migas, perkebunan, dan manufaktur, integrasi antara K3 dan strategi produktivitas harus menjadi keharusan, bukan pilihan,” tegasnya.
May Day 2025 di Riau mendapat perhatian karena menghadirkan sinergi antara pelaku industri, serikat pekerja, lembaga jaminan sosial, dan unsur Forkompimda. Format ini dinilai sebagai model hubungan industrial modern yang bisa direplikasi di berbagai daerah lain di Indonesia.
“Inilah makna sejati dari May Day. Bukan hanya tempat menyuarakan hak, tapi panggung untuk merajut kemitraan dan menyusun masa depan dunia kerja Indonesia secara inklusif dan produktif,” tutup Ir. Rival.
May Day 2025 menjadi momentum emas untuk mentransformasikan cara pandang kita terhadap dunia kerja. Bahwa kolaborasi adalah kekuatan. Bahwa produktivitas dan kesejahteraan adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Dan bahwa pekerja bukan sekadar bagian dari rantai produksi, tetapi subjek utama pembangunan bangsa.
"Selamat Hari Buruh Internasional. Pekerja Sejahtera, Produktivitas Meningkat, Indonesia Maju," tandasnya. (***)
Komentar Via Facebook :