Peduli Sektor Migas di Riau, BSP Gandeng RER Berikan Pembekalan ke Mahasiswa

Peduli Sektor Migas di Riau, BSP Gandeng RER Berikan Pembekalan ke Mahasiswa

Riky Hariansyah(Okeline.com/ref)

 

Pekanbaru - Provinsi Riau merupakan daerah yang kaya akan hasil minyak bumi. Selama puluhan tahun hasil minyak di Riau telah dieksplorasi oleh PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). Perusahaan asal negeri Paman Sam ini kemudian diambil alih oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sejak Agustus 2021 lalu. 

Meski kaya akan minyak bumi, tak serta merta membuat masyarakat di Bumi Lancang Kuning ini hidup berkecukupan. Bahkan, banyak masyarakat sekitar perusahaan yang hidup jauh dari kata sejahtera. 

Terkait hal ini, Reformasi Energi Riau (RER) mengadakan diskusi bersama sejumlah mahasiswa yang membahas tentang peran perusahaan migas terhadap kehidupan masyarakat. Hal ini penting dilakukan untuk mengedukasi mahasiswa agar peka dan peduli menyuarakan kesejahteraan masyarakat tempatan. 

Eksternal Affairs Manager PT Bumi Siak Pusako (BSP), Riky Hariansyah yang hadir dalam diskusi tersebut mengatakan, PT BSP selalu salah satu BUMD yang bergerak di bidang migas telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi masyarakat Riau. Selain merupakan perusahaan BUMD murni milik daerah yang saham mayoritasnya dimiliki Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak, PT BSP telah bersinergi dengan RER sebagai lembaga pemerhati energi di Riau. 

"Keberadaan BSP dalam kontribusi migas di Riau cukup besar sebenarnya. Baik dari sisi pendapatan daerah, dan sumbangsih bagi ketersedian energi nasional. Kami dari BSP siap bersinergi dengan RER kedepannya, " kata Riky, seusai menjadi pembicara RER dengan sejumlah mahasiswa, Rabu (24/4/2024). 

Menurutnya, sejak berdiri, PT BSP telah berkontribusi terhadap masyarakat di Riau. Selain kontribusi dalam pendapatan asli daerah (PAD), BSP sudah menyalurkan kurang lebih Rp90 miliar dalam bentuk Corporate Sosial Responsibility (CSR). 

"Salah satunya mendukung kegiatan masyarakat termasuk kegiatan mahasiswa. Ratusan orang sudah mendapatkan beasiswa dari BSP yang dilaksanakan setiap tahunnya, hingga beasiswa ke luar negeri, " tandasnya. 

Pada kesempatan yang sama, akademisi sekaligus dosen FISIP Universitas Riau, Saiman Pakpahan menjelaskan, secara umum Riau memiliki sumber daya alam yang luar biasa. Hingga hari ini banyak perusahaan baik migas dan non-migas beroperasi di Riau. Khusus perusahaan Migas, Riau merupakan satu diantara sekian banyak daerah yang merupakan produsen migas terbesar di Indonesia. 

"Saya berusaha menggugah pikiran mahasiswa agar kritis dengan keadaan lingkungan mereka. Kritis dalam artian bahwa sumber daya alam yang banyak itu dikelola oleh perusahaan yang mengambil keuntungan dari proses bisnis yang mereka lakukan. Secara moral tanggung jawab perusahaan itu terhadap kesejahteraan masyarakat Riau seperti apa, " ujar Saiman Pakpahan. 

Dijelaskan, saat ini dana bagi hasil (DBH) dan Participating Interest (PI) sudah dikucurkan oleh pemerintah pusat kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau. 

"Semoga saja dana-dana yang di hasilkan dari perusahaan itu juga berdampak positif terhadap kesejahteraanteraan masyarakat di Riau.Kita ingin ini disuarakan mahasiswa agar pemangku kepentingan di Riau mau mendengarkan karena mahasiswa sebagai agensi, semangat moral perubahan bagi masyarakat yang memang membutuhkan kesejahteraan, " ucapnya. 

Jauh sebelum hari ini, kata Saiman, kontribusi perusahaan migas bagi masyarakat sekitar awalnya memang minim. Setelah terjadinya reformasi, wacana keadilan sosial terhadap sumber daya alam itu mulai diperhatikan dan diperbincangkan. 

"DBH sudah muncul dan satu lagi yang memiliki kontribusi lumayan yaitu participating interest (PI) dari pemerintah pusat buat daerah penghasil migas. Ini pelan-pelan mulai dirasakan masyarakat di Riau, " paparnya. 

Dia berharap, DBH dan PI ini tidak hanya dari sektor migas, melainkan juga di sektor non-migas. "Banyak perusahaaan non-migas juga, kalau kita diskusikan ulang dengan masyarakat sipil, mereka juga punya tanggung jawab secara moral tentang kesejahteraan dan keadilan sosial itu. Kita tau disamping penghasil migas terbesar di Indonesia, untuk non-migas seperti perusahaan kelapa sawit yangmerupakan satu diantara provinsi terluas selain Kalimantan. Inginkan juga merupakan sumber pendapatan yang bisa berkontribusi terhadap kesejahteraan sosial di Riau, " bebernya. 

Dia menyebut, RER memiliki peran penting sebagai kontrol dan pengingat terhadap perusahaan-perusahaan migas bahwa mereka beroperasi di wilayah yang sebagian besar masyarakatnya secara ekonomi masih jauh dari kata sejahtera. 

"Harapannya tentu dengan kegiatan seperti ini, ide tentang kesejahteraan itu ada di mana-mana. Agar semua orang dapat melihat bahwa ada satu sipil society yang concern memperjuangkan rasa keadilan sosial di masyarakat Riau di tengah sumber daya alam yang melimpah," pungkasnya.(ref)


Redaksi

Komentar Via Facebook :