Tersandra Tersangka KPK, Warga Minta Segera Tangkap Wako Dumai, Zul AS

Dumai - Dengan belum ditahannnya Tersangka KPK, terhadap terduga pelaku kasus korupsi oleh Wali Kota (Wako) Dumai Zulkifli Adnan Singkah (ZAS) atau Zul AS membuat banyak kalangan gerah dan gundah. Ada yang mendukung tidak ditahan dan banyak yang mencibir.
"Kita minta KPK segera menahan Zul AS tersangka dua kasus korupsi di Riau itu, pasalnya tahunan jadi tersangka nasib walikota itu terkatung-katung," kata tokoh masyarakat Dumai, Herman (65Th), Sabtu (19/9/20).
Baca Juga : Di Hati warga Paslon BWS Inhu Mengkristal
Pria yang akrab dipanggil Om itu, mengetahui dari berita, Zul AS walikotanya saat ini diketahui sebagai tersangka dugaan tindak pidana korupsi suap terkait dengan pengurusan dana alokasi khusus (DAK) Kota Dumai dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) tahun 2017 dan 2018 telah lama.
Zul AS juga diduga turut andil dalam perkara dugaan suap mantan pejabat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Yaya Purnomo. Selain itu, dia juga diduga menerima gratifikasi.
Baca Juga : Rumah Usang Janda Ini Diganti Baru Polisi Inhu
Bahkan katannya sebelumnya, pemanggilan KPK terhadap tersangka ini beliau pernah mangkir, apalagi sebelumnya Zul AS dikabarkan dicekal bepergian ke luar negeri, pencekalan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi RI pada 8 November 2019 lalu seperti "gertakan" saja.
"Nyaris setahun dicekal, tapi upaya penahanan belum terdengar. Apakah KPK sekarang mencontoh KPK sebelumnya menahan tersangka hari Jumat. Tapi sampai kapan Jumat itu sebelum kiamat ada terus," kata Om ini.
Diakabarkan pada 5 Desember 2019 lalu KPK telah melakukan penggeledahan di tiga lokasi di Kota Dumai dalam kasus yang sama.
Lokasi itu adalah Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Dumai, rumah pengusaha di Jalan Hasanudin, dan rumah pengusaha di Jalan Diponegoro.
Permintaan warga ini ikut dikementrai ahli hukum pidana, Dr,Nurul Huda,SH,MH, mneyebut penetapan tersangka Zul AS sebaiknya dijelaskan KPK.
"Yang bisa menjawab kegelisahan publik, 'Tahan atau SP3'," katanya.**Tim
Komentar Via Facebook :