Polda Riau Masif Galakkan Green Policing, UAS: Selama Ini Polisi Ngurus STNK

PEKANBARU - Polda Riau terus menunjukkan komitmennya melindungi hutan di Riau dengan menggagas Green Policing.
Sejak dicetuskannya gagasan ini oleh Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan, Polda Riau terus melakukan pencegahan maupun penindakan pengrusakan hutan melalui sosialisasi dan mengungkap kejahatan para pelaku perusak hutan di Riau.
Pada Kamis, (19/6/2025), Polda Riau mengadakan dialog bersama untuk membahas lingkungan bersama Gubernur Riau, Abdul Wahid, Tokoh Agama, Ustad Abdul Somad, Pengamat Lingkungan, Rocky Gerung, dan masyarakat setempat di Desa Tanjung Belit.
Dalam gilirannya menyampaikan pengantar, Abdul Somad bersyukur dengan pola kepemimpinan Irjen Herry sebagai Kapolda Riau, yang mana kehadiran polisi di Riau tidak hanya berfungsi sebagai penumpas kejahatan saja.
“Alhamdulillah Allah mengabulkan do’a pohon-pohon ini melalui para pemimpin saat ini untuk melindungi mereka. Yang akan mengembalikan lagi hutan bukit Tiga Puluh, Taman Nasional Tesso Nillo. Dihadirkanlah bapak Irjen Herry Heryawan, polisi yang mengurus pohon kayu, selama ini kan mengurus STNK, ngapain dia mengurus pohon kayu,” katanya dengan nada bercanda, yang kemudian disambut dengan gelak tawa masyarakat.
Menurutnya, tumbuhan dapat berbicara. Dikutip dari sebuah hadist, pelepah kurma saja dapat berdoa kepada orang yang meninggal, selagi pelepah tersebut belum kering.
“Hadist mengenai pelepah kurma ada dalam Sohih Muslim, dimana di hadist tersebut disebutkan selama pelepah kurma basah diletakkan diatas makam seseorang, dia akan bertasbih kepada Allah. Dan bagi orang yang didalam kubur tersebut, ruhnya yang kena azab karena dosa menjadi ringan karrna tasbihnya,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Riau, Abdul Wahid menyampaikan, Riau yang sering dilanda banjir menjadi tanda alam sudah mulai protes kepada masyarakat setempat.
“Di Riau, kalau hujan sering banjir. Artinya alam ini sudah protes, makanya sudah seharusnya kita mengadakan deforestasi, untuk keberlanjutan kehidupan,” ujarnya.
Disisi lain, Rocky Gerung menambahkan alam semesta tidak hanya dihidupi oleh manusia, tetapi juga tumbuhan dan hewan, sehingga setiap makhluk berhak mempertahankan eksistensinya.
“Dalam teori filsafat lingkungan, semua berhak untuk mempertahankan eksistensinya. Hutan berhak untuk tetap hijau, batu berhak untuk tetap bulat. Bahkan cacing, serangga, gajah dan lainnya punya hak untuk tetap memiliki kedudukan (standing),” pungkasnya.(***)
Komentar Via Facebook :