CSIRO Bantu Australia Mengakhiri Sampah Plastik

CSIRO Bantu Australia Mengakhiri Sampah Plastik

Sydney - Badan sains nasional Australia, CSIRO, akan menangani kendala pencemaran plastik di Australia. CSIRO bertekad membantu Australia mengurangi 80% sampah plastik pada akhir dekade ini. Dana awal senilai $50 juta akan diinvestasikan dalam program "Ending Plastic Waste Mission" yang digagas CSIRO. 

Investasi ini akan dipakai CSIRO untuk mengembangkan sains dan inovasi mutakhir yang mengubah cara pembuatan, penggunaan, daur ulang, serta pembuangan plastik di Australia.

Diketahui sampah plastik merupakan tantangan besar di dunia, dan program CSIRO ini ingin berkolaborasi dengan negara-negara yang memiliki visi serupa untuk mengurangi sampah plastik. Fokus awalnya akan menyasar kawasan Indo-Pasifik.

Lebih lanjut CSIRO bersama Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Asing Australia baru-baru ini meresmikan Plastics Innovation Hub Indonesia yang melibatkan kalangan inovator, investor, pemimpin masyarakat, pemerintah, industri, serta peneliti asal Indonesia guna mengatasi masalah sampah plastik, dan mengembangkan solusi spesifik bagi Indonesia.

Sejumlah mitra dan kolaborator Program "Ending Plastic Waste Mission" mencakup pelaku industri, pemerintah, dan universitas di Australia, serta beberapa organisasi internasional termasuk National Science Foundation, University of Texas at Austin, serta BOTTLE Consortium, Departemen Energi Amerika Serikat.

Seiring dengan tingkat konsumsi plastik global yang kelak bertambah dua kali lipat pada 2040, Chief Executive, CSIRO, Larry Marshall, mengatakan bahwa tantangannya jauh lebih besar dan melampaui satu institusi atau negara mana pun.

"Program 'Ending Plastic Waste Mission' akan menyatukan seluruh sistem inovasi, mengubah sains menjadi solusi yang bermanfaat bagi lingkungan hidup dan menciptakan peluang ekonomi bagi Australia dan dunia," ujar Dr. Marshall, pada wartawan, Rabu (23/3/22).

"Dengan berkolaborasi, menyatukan langkah, serta saling memotivasi untuk terlibat dalam satu gerakan bersama, kita dapat mengatasi tantangan yang terlihat mustahil—seperti melestarikan alam sekaligus mewujudkan aspek keberlanjutan yang profitabel bagi perusahaan. Dan, kita dapat mencapainya secara lebih cepat," sambungnya.

Menurutnya, industri sampah plastik global saat ini memiliki valuasi sekitar $87 miliar. Lebih lagi, pengembangan inisiatif plastik dalam ekonomi sirkular untuk daur ulang diperkirakan mendatangkan valuasi senilai US$67 miliar pada 2025.

"Dengan mengubah sampah plastik menjadi sumber terbarukan, program ini akan mewujudkan sains kolaboratif dan kemampuan manufaktur yang menggerakkan teknologi baru di seluruh rantai pasok plastik," kata Dr. Marshall.

Kemudian penelitian yang termasuk dalam program ini, diantaranya; Mengubah cara memproduksi, menggunakan, dan mendaur ulang plastik. Mendukung ekonomi sirkular plastik yang berkelanjutan. Mengubah sistem pengemasan dan sampah.

Kemudian CSIRO adalah badan sains nasional terkemuka di Australia. CSIRO mempercepat inovasi lewat sains global. Pada 2021, CSIRO bekerja dengan 492 kolaborator internasional dari 70 negara.**


Eko Sulastono

Komentar Via Facebook :