Ahok Ungkap Kartu Kredit Milyaran Para Petinggi PT Pertamina, CERI; Kredibilitas Pejabat BUMN "Roboh

Pekanbaru - Limit kartu kredit para petinggi PT Pertamina (Persero) sempat menghebohkan publik beberapa waktu, lalu masalah yang Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, itu dibantah banyak pihak, kini malah terbukti apa yang diomongkan Ahok soal limit kartu kredit Rp 30 miliar benar adanya,
Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, menyebut hari ini beredar luas adanya nilai gabungan plafon kartu kredit seluruh Direksi Pertamina dengan anak usahanya bernilai Rp 420 miliar.
Beredarnya dokumen itu, kata Yusri, tak pelak juga ikut mempermalukan Tanri Abeng, mantan Komisaris Utama Pertamina, dan Dahlan Iskan mantan Menteri BUMN, serta Mantan Direktur Utama Pertamina era 2007-2008, Ari Soemarno.
"Bahkan, integritas Arya Sinulingga sebagai Staf Khusus Menteri BUMN hancur setelah beredar luas plafon fasilitas kartu kredit direksi itu," ungkap Yusri, Senin (28/6/2021) di Pekanbaru.
Sebelumnya pada media Tanri Abeng mengaku tidak mengetahui pasti limit kartu kredit itu dan mengaku kartu kredit dipegang oleh sekretarisnya.
Namun Tanri mengatakan kemungkinan nominalnya tak sampai Rp 1 miliar. Namun berkisar Rp 300-Rp 500 juta.
"Mereka tak paham bahwa Ahok bukan orang bodoh. Tak mungkin dia berani bicara jika tidak mempunyai bukti kuat. Sayangnya masih ada saja yang menunding itu hanya pencitraan Ahok saja untuk menutup kinerja Pertamina," ungkap Yusri.
"Saya berani katakan yang menuding gerakan Ahok pencitraan adalah tipe manusia bodoh," tukas Yusri lagi.
Meskipun ia tak kenal Ahok, kata Yusri, tetapi ia tau bahwa dia punya kemauan kuat dan berani mendobrak hal-hal yang tidak benar dalam proses bisnis di Pertamina.
"Meskipun resikonya dia tidak disukai dan dimusuhi banyak orang, tampaknya dia tidak peduli," kata Yusri.
Tetapi, lanjut Yusri, bagi yang punya akal sehat dan paham betul soal kondisi apa sesungguhnya yang terjadi terhadap proses bisnis Pertamina selama ini, pasti akan memberikan apresiasi kepada Ahok.
"Informasi yang saya dapatkan, Ahok memang ingin membereskan banyak hal yang telah membelit proses bisnis di Pertamina, termasuk soal kontrak panjang LNG dan membereskan soal pembelian saham-saham blok Migas di luar negeri yang diduga bermasalah dan akan menjadi beban bagi keuangan Pertamina jangka panjang. Dan dia juga mempermasalahkan pemilihan kontraktor EPC proyek RDMP Kilang Pertamina yang diduga juga amburadul," kata Yusri.
Sehingga, lanjut Yusri, sempat keluar pernyataan Ahok jika balap mobil formula one, jangan pakai supir taxi, bisa tak sampai finish mobil itu jika bukan supir yang biasa bawa mobil formula one.
"Kira-kira begitu lah sindiran halus Ahok saat itu kepada Direksi PT Kilang Pertamina Internasional," ungkap Yusri, sehingga ulas Yusri, harusnya Ahok ini didukung penuh dalam proses transformasi bisnis Pertamina agar lebih transparan dan sehat.
"Makanya dia mencurigai adanya penyalahgunaan kartu kredit oleh oknum tertentu," tutup Yusri.**
Komentar Via Facebook :