Cooling System Wujudkan Pilkada Serentak Damai dan Kondusif

Cooling System Wujudkan Pilkada Serentak Damai dan Kondusif

Pekanbaru - Pesta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 tinggal menghitung hari. Pilkada Serentak untuk pemilihan bupati-wakilnbuoati, walikota-wakil walikota dan gubernur-wakil gubernur di setiap provinsi akan digelar serentak pada Rabu, 27 November mendatang. 

Untuk itu, perlu adanya kesadaran bagi semua pihak dan kalangan agar Pilkada Serentak dapat berjalan dengan sukses, aman dan damai. Tak hanya stake holder terkait dan penyelenggara pemilu saja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pilkada, aparat penegak hukum, masyarakat hingga mahasiswa pun dapat dilibatkan. 

Salahatu kampus ternama di Kota Pekanbaru yakni Universitas Lancang Kuning mendukung dan memberikan support penuh akan terlaksananya Pilkada 2024 yang damai dan kondusif. 

Mahasiswa semester 7 Unilak, Ikhsanul Fitrah mengatakan, Pilkada digelar serentak di 2024 diatur melalui Pasal 201 Ayat (8) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 yang menyebutkan bahwa pemungutan suara serentak nasional dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, dan/atau wali kota dan wakil wali kota di seluruh wilayah Indonesia dilaksanakan pada bulan November 2024.

"Sebagai mahasiswa kita tentunya mendukung penuh akan terlaksananya Pilkada 2024 berjalan dengan damai dan kondusif. Pesta demokrasi merupakan suatu acara atau moment dimana masyarakat melaksanakannya dengan hati riang gembira, suka cita. Jadikan Pemilu ini sebagai wadah untuk mempererat dan manjalin silaturahmi untuk kita semua. Kita mendukung penuh usaha pemerintah dan stakeholder terkait mewujudkan Pilkada 2024 berjalan dengan aman dan lancar," kata Ikhsanul Fitrah, Minggu (22/9/2024). 

Salah satu bentuk usahauntuk menciptakan pemilu damai yakni dengan program cooling system yang digagas Polda Riau. Cooling system merupakan gagasan yang mengedepankan silaturahmi kamtibmas untuk mewujudkan Pilkada 2024 di Provinsi Riau agarter cipta suasana Damai dan Kondusif dalam setiap tahapan. 

"Pelaksanaan Cooling System dilakukan dengan cara antara lain doa bersama pilkada damai. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang sangat positif dalam menjaga keutuhan bangsa. Sebagai mahasiswa kita jangan pernah menjadi pelopor atau penyebab perpecahan seperti penyebar fitnah, provokator, saling bermusuhan," ujarnya. 


Guru Besar Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Muhammad tak setuju pilkada sebagai ajang konflik yang mengarah kepada perpecahan.

“Kalau dikelola dengan baik, konflik ini menjadi positif. Konflik yang dikelola dengan tepat akan melahirkan konsensus, dalam konteks pilkada adalah proses pergantian kekuasaan secara damai, berkala, dan sesuai amanat konstitusi,” ujar Muhammad, mengutip dkpp.go.id

Proses pergantian kekuasaan melalui media pilkada bukan tujuan akhir. Tujuan utama dari proses tersebut adalah terciptanya hidup damai dan saling menghargai di atas perbedaan yang ada.

Muhammad menegaskan pilkada dengan situasi dan kondisi chaos, bertentangan dengan konstitusi dan undang-undang yang berlaku di Indonesia.

“Kalau lebih banyak kantor KPU, kantor pemerintah dibakar, demo di mana-mana, konflik antar suku, kalau situasinya mendominasi seperti itu maka pilihan untuk tidak langsung juga demokrastis,” tegasnya.(***) 


Redaksi

Komentar Via Facebook :