Tragis SMA 14 Pekanbaru Seperti Ngeyel Tour Ke Medan

Orang Tua Siswa; Kalau Anak Kami Protes Pasti Kena Bullying

Orang Tua Siswa; Kalau Anak Kami Protes Pasti Kena Bullying

Kepala SMA 14 Pekanbaru, Riau, Aslindawati, S.Pd (net)

Pekanbaru - Tragis dunia pendidikan di Riau, beberapa siswa SMA 14 Pekanbaru, Riau, diduga terintimidasi saat dipanggil di depan kelas dan ditanya di depan siswa lain, ungkapan siswa “saya malu!”.

Tragis lagi ada pengakuan guru “oknum sekolah saat ini bukan mendidik tapi diduga mencari keuntungan?”. Pernyataan ini benar atau tidaknya silahkan publik yang menilai.

Atas pemanggilan siswa kedepan kelas itu, beberapa siswa harus ngotot kepada orang tua untuk jalan-jalan ke Sumatera Utara (Sumut). Apapun caranya mendapatkan uang berangkat tour tersebut.

Dugaan pemaksaan tour ke Sumut itu dirasakan ratusan orang tua siswa, “anak saya memaksa karena malu sama kawan-kawannya, jadi terpaksa ngutanglah,” kata orang tua siswa yang minta namanya dirahasiakan karena takut anaknya di bullying di kelas, Kamis (28/9/23).

Pemaksaan keberangkatan ini juga terlihat bagi yang memulangkan surat rincian perjalan travel dan angket harus membayar uang muka, dan anehnya lagi murid boleh nyicil.

Sebelumnya dari hasil konfirmasi dengan Komite Sekolah yang merupakan mantan dewan DPRD prov Riau, Rusdaryanto, mengatakan besok kita akan rapat dengan wali murid, intinya dari perbincangan dengan redaksi okeline.com siswa harus berangkat.

“Kalau tidak berangkat kita tidak tahu anak sekarang, nanti mereka mengamuk sama orang tua mereka,” kata Rusdaryanto, Rabu (27/9/23) sebelumnya.

Ketika diberitahukan ada upaya memperlakukan siswa yang kurang mampu diintervensi dan dipermalukan di depan siswa lain, Rusdaryanto mengaku sudah melakukan pertemuan dengan Kepala Sekolah. 

“Kegiatan itu dibentuk dan diprakasai oleh anak-anak itu sendiri, sekolah merupakan pengarah,” katanya.

Kata Rusdaryanto, “besok rapat dengan orang tua murid untuk memutuskan jadi tidaknya dilaksanakan tour edukasi ke Sumut. Tergantung pada orang tua murid untuk memutuskan. Itu tergantung pada orang tua murid. Kalau dari 300 orang tua misalnya setuju, maka dilanjutkan,” demikian kata Rusdaryanto. 

Berbeda dengan komentar yang dikatakan Rusdaryanto, karena berdasarkan hasil penelusuran tim okeline.com ternyata rapat hari ini, Kamis (28/9/23), bertema “Persiapan Pemberangkatan Tour Edukasi ke Sumut”. Aneh bukan?.

Kalau berdasarkan kuorum rapat seperti apa yang disebutkan Rusdaryanto sesuai pengalamannya dalam rapat di DPRD, katanya rapat bisa kourum yaitu ⅔ dari jumlah anggota harus hadir. Namun ternyata di lapangan rapat ini hanya dihadiri sekitar kurang dari 100 orang itupun ditambah satu oknum wartawan, dan 7 orang guru dan beberapa murid.

 

Sementara sesuai pengalaman selaku anggota DPRD, wali murid harus hadir setidaknya 200 orang dari 300 yang katanya mau berangkat ke Sumut itu. Sementara yang hadir terlihat didominasi ibuk-ibuk sekira 50 orang, bapak-bapak 15 itupun semua berasal dari kelas IPS. Kan menjadi aneh ketika Kepala Sekolah yang katanya tour melihat ganggang di Danau Toba yang selayaknya yang ikut jurusan IPA dari jumlah murid 350 orang yang akan diberangkatkan itu, Pertemuan dihadiri ketua Komite, rapat dilaksanakan di pelataran teras Mushola Sekolah SMA 14 Pekanbaru.

Saat rapat panitia yang merupakan siswa yang mengundang memaparkan rincian perjalanan surat travel. “Toba Dream tour 2023 5 hari 2 malam. Hari pertama Pekanbaru- Prapat peserta berkumpul di meeting point lalu jam dua siang berangkat menggunakan bus pariwisata. Diperkirakan rombongan sampai di Parapat keesokan harinya jadi bermalam di perjalanan.

Selanjutnya hari kedua Lake Toba Dream tour “rombongan sampai di parapat dan langsung menuju hotel untuk istirahat. Program diawali ke Kaldera untuk foto stop, lalu makan siang restoran lokal.

Kemudian naik kapal wisata berkeliling danau toba dan melihat pulau Samosir untuk berkunjung ke desa Ambarita. Kemudian mengunjungi perkampungan desa Tomok melihat kuburan tua raja Sidabutar dan kerajinan tangan masyarakat setempat. Setelah itu kembali ke parapat menginap di hotel. 

Hari ketiga Parapat Berastagi dan Medan, usai cek out hotel makan pagi, dan lanjut ke medan melalui Brastagi untuk melihat air terjun. “Kemudian dibawa ke pasar buah berastagi kemudian bermalam di salah satu hotel di Medan. 

Lalu hari ke Empat kunjungan ke universitas di Medan - Pekanbaru, dan hari ke lima pulang ke Pekanbaru,” demikian pemaparan perjalan tersebut.

Yang lebih mencengangkan lagi ada salah seorang wali murid yang mengaku dosen, dan kebetulan anaknya adalah bendahara panitia pemberangkatan tersebut, mengusulkan “kita tak usah memikirkan 300 orang tua siswa yang setuju berangkat, yang perlu kita pikirkan untuk 55 orang yang tidak setuju berangkat, kita harus pikirkan mencari jalan keluar untuk yang tidak setuju berangkat”. “Kita akan membentuk tim 5," usulnya. 

Akhirnya tim 5 terbentuk yang terdiri dari wali murid, tim ini diusulkan oleh perwakilan siswa keberangkatan dari beberapa orang tua yang sangat mampu untuk anaknya berangkat, termasuk orang tua murid yang mengaku dosen itu.

Tim ini bertugas untuk mendata dan mendatangi 55 orang tua siswa yang tidak setuju keberangkatan tour atau yang tidak memulangkan angket.

Terdengar juga arogan oknum dosen ini “dari bisik oknum dosen dengan beberapa orang tua murid sebelum rapat, terlihat oknum dosen ini memperlihatkan berita okeline.com sebelumnya ke beberapa yang hadir bahkan seperti ancaman kecil, dia “mempertanyakan siapa wartawan bernama Eko Sulastono itu, saya ingin tahu orangnya,” katanya.

Beberapa orang tua murid meminta kepada Kadis Pendidikan Riau, Dr. H. Kamsol, untuk dapat mengevaluasi kegiatan tour edukasi SMA 14 Pekanbaru tersebut atau dibatalkan saja. Karena keadaan ekonomi sulit saat ini, orang tua murid terpaksa berhutang agar anaknya bisa berangkat.

Saat dikonfirmasi tentang hal ini, Kabid SMA Dinas Pendidikan Riau, Pitra Jaya Utama dan Kacab SMA Wilayah III, Roby, hingga berita ini dilansir belum ada memberikan jawaban.**


Redaksi

Komentar Via Facebook :