SANY Produsen Alat Berat Asal Tiongkok Pertama Mengekspor Pabrik Lighthouse
Beijing - Pada 15 Agustus, ekskavator pertama SY315CKD mulai diproduksi di pabrik lighthouse milik SANY di Indonesia. Produk ini menandakan peresmian pabrik lighthouse pertama di luar negeri yang dibangun pelaku industri alat berat asal Tiongkok.
Terletak 70 km dari ibu kota Jakarta, pabrik seluas 10.000 meter persegi ini berada di kawasan industri KIM di Indonesia. Investasi totalnya mencapai hampir US$30 juta. Memasok produk untuk sebagian besar pasar Asia, kapasitas produksi ekskavator ini direncanakan sebanyak 3.000 unit.
Dengan standardisasi yang baik, pabrik lighthouse SANY hampir identik: AGV yang hilir mudik antara lini produksi dan gudang, sedangkan sekitar 100 operator manusia dan lebih dari 500 robot bekerja sama dengan sangat terarah. Kini, interkoneksi dan otonomi lewat internet terwujud di 12 tautan utama pada seluruh lini produksi, termasuk perakitan, logistik, dan uji coba produk.
"Dari sisi digitalisasi dan otomatisasi, SANY adalah produsen alat berat konstruksi 'terpintar' di Tiongkok," ujar Ding Shifeng, Project Leader. "Pabrik di Indonesia ini dirancang berdasarkan pengalaman lebih dari 40 pabrik SANY lain yang telah dibangun di Tiongkok, serta mencerminkan pencapaian litbang terkini. Pabrik ini juga menjadi basis produksi "Industri 4.0" pertama yang berada di luar Tiongkok di industri alat berat." "Dengan rasio robot-manusia yang tercatat 5:1, kapasitas per kapita mencapai nilai US$1,62 juta. Maka, pabrik lighthouse SANY layak dijuluki pabrik 'terpintar'.
Dibuat dan diciptakan SANY
Lebih dari sekadar ekspor teknologi, pabrik ini juga merupakan standar manufaktur cerdas (intelligent manufacturing) yang diekspor oleh industri alat berat konstruksi Tiongkok.
Dibandingkan basis produksi SANY lain di Amerika Serikat, Jerman, India, dan Pakistan, pabrik lighthouse ini sepenuhnya dibuat dan diciptakan SANY—mulai dari tahap desain, konstruksi, dan uji coba, serta fasilitas hingga pengelolaan dan manajemen pabrik.
SANY menguasai hak kekayaan intelektual independen atas seluruh sistem perangkat lunak operasional yang beroperasi secara digital pada pabrik ini, termasuk IMOM dan WMS.
"Setiap keping data pada perangkat lunak industri, serta setiap komponen pada fasilitas manufaktur ini dibuat dengan standar SANY," ujar Shifeng. "Untuk pertama kalinya, kami melakukan hal tersebut di industri alat berat, dan label 'Buatan Tiongkok' mengacu pada sebuah standar, alih-alih produk."
10 pabrik lagi akan dibangun
Baru-baru ini, SANY Heavy Industry tercantum dalam daftar "50 smartest companies" versi MIT Technology Review. Dengan demikian, SANY menjadi produsen alat berat asal Tiongkok pertama yang meraih gelar tersebut.
"Menjadi pintar, artinya kita harus berpandangan jauh ke depan. Maka, kami kini mengalihkan fokus dari penjualan internasional menuju produksi internasional, khususnya intelligent manufacturing," lanjut Shifeng. "Indonesia adalah uji coba penting bagi kami untuk membangun pabrik lighthouse di seluruh dunia. Kami akan membangun 10 pabrik lighthouse lain pada masa mendatang."
Lebih lagi, SANY akan mendirikan pusat pelatihan untuk pabrik jenis ini yang akan melibatkan 600 peserta lokal.(rls)
Komentar Via Facebook :